HAMA DAN PENYAKIT BENIH
PENGUJIAN BENIH DENGAN METODE MEDIA KERTAS
(BLOTTER TEST)
M.
Siddik Elfian
J3G113009
Dosen:
Fitrianingrum Kurniawati, SP, Msi
Asisten Praktikum:
Endah Wahyuni
Ika Eli Susanti
PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
DIPLOMA
IPB
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Bermutu berarti benih tersebut harus asli, berkualitas yang memiliki
standar mutu baik secara fisik, fisiologis, dan genetis yang berlaku secara
internasional yang ditetapkan oleh Internasional Seed Testing Association
(ISTA) dan mencerminkan karakteristik varietas yang diwakilinya sesuai
deskripsi, hidup dapat tumbuh apabila ditanam, sehat, agar tidak menyebarkan
penyakit terbawa benih atau Seed Bourne Deseases dan bersih terutama dari biji
gulma, benih tidak menjadi sumber investasi gulma. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengujian mutu benih seperti pengujian daya berkecambah, kemurnian
benih, kadar air hingga pengujian kesehatan benih.
Pengujian kesehatan benih merupakan suatu tindakan untuk memastikan ada
tidaknya mikroorganisme patogenik yang terbawa oleh benih dan mengetahui
tingkat kesehatan suatu benih. Pentingnya uji kesehatan benih dilakukan karena
penyakit pada benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih sehingga
merugikan kualitas dan kuantitas hasil. Benih dapat menjadi pengantar baik hama
maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada
sebelumnya. Sehingga baik cendawan, bakteri, virus dan serangga (hama lapang
dan gudang) yang semula dari infeksi yang terbawa oleh benih dapat merusak
tanaman, dengan dilakukan uji kesehatan benih fatogen akan terdekteksi dan
dapat mengurangi penyakit pada benih tersebut dan merupakan informasi tentang
adanya suatu resiko.
Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam pengujian kesehatan benih.
Pengujian dapat dilakukan dengan pengamatan visual langsung pada benih atau
menggunakan metode Blotter test (pengujian dengan menggunakan kertas hisap)
dimana benihnya disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin. Selain itu, dapat
juga dilakukan pengujian dengan metode pencucian dan ekstraksi dan metode
growing on test.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan praktikum mengenai
pengujian kesehatan benih dengan menggunakan beberapa metode untuk mengidentifikasi
cendawan/patogen yang terbawa oleh benih yang salah satunya adalah metode
Blotter Test sehingga dapat diketahui tingkat kesehatan benih yang dapat
berpengaruh pada mutu benih.
I.II Tujuan
·
Mahasiswa
dapat mendeteksi cendawan patogen terbawa benih dengan mengidentifikasi patogen
pada benih yang telah diinkubasi pada kertas hisap.
·
Mahasiswa
dapat mendeteksi karateristik pertumbuhan dan struktur pertumbuhan.
BAB II
BAHAN dan METODE
II.I Alat dan
Bahan
Alat
yang dibutuhkan adalah cawan petri, nampan, mikroskop, kaca preparat, kulkas
dan sprayer, sedangkan bahan yang dibutuhkan adlah kertas hisap, aquadest,
benih jagung, dan benih padi.
II.II Cara Kerja
·
Metode suhu
ruang
1.
Menyiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
2.
Melembabkan 3
sampai 4 kertas hisap dan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah
disiapkan. Setelah kertas hisap basah berada di cawan petri, kemudian menanam
benih di dalam cawan petri sebanyak masing-masing benih padi 25 butir per cawan
dan 10 butir jagung per cawan petri.
3.
Menginkubasi
pada suhu ruang selama 7 hari dengan perlakuan penyinaran 12 jam terang dan 12
jam gelap.
4.
Mengamati
karakter pertumbuhan cendawan dan menghitung jumlah benih yang terinfeksi.
Selain itu, menghitung daya berkecambah masing-masing komoditas.
·
Metode suhu
dingin
1.
Menyiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
2.
Melembabkan 3
sampai 4 kertas hisap dan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah
disiapkan. Setelah kertas hisap basah berada di cawan petri, kemudian menanam
benih di dalam cawan petri sebanyak masing-masing benih padi 25 butir per cawan
dan 10 butir jagung per cawan petri.
3.
Menginkubasi 48
jam di suhu ruang dan kemudian memindahkan cawan petri tersebut ke pendingin
atau kulkas dengan suhu -20oC selama 24 jam. Setelah 24 jam, cawan
petri tersebut dipindahkan kembali ke suhu ruang.
4.
Menyimpan atau
menginkubasi cawan petri tersebut di suhu ruang selama 4 hari.
5.
Mengamati
karakter pertumbuhan cendawan dan menghitung jumlah benih yang terdeteksi. Selain
itu, menghitung daya berkecambah 2 komoditas yang dipraktikumkan.
BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN
III.I Hasil
No
|
Jenis
Benih
|
Metode
|
Patogen
|
Daya
Berkecambah
(%)
|
|
Makroskopis
|
Mikroskopis
|
||||
1
|
Kacang
Tanah
|
Suhu
Ruang
|
|
|
98,5
|
2
|
Caisim
|
Suhu
Ruang
|
|
|
80
|
3
|
Kacang
Tanah
|
Suhu
Dingin
|
|
|
36
|
4
|
Caisim
|
Suhu
Dingin
|
|
|
0
|
III.II PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil kelompok tiga praktikum pengujian kesehatan benih dengan metode Blotter
Test ini dapat diketahui bahwa kacang tanah dengan perlakuan suhu ruang
memiliki daya tumbuh yang paling tinggi yaitu 98,5 % karena yang tumbuh hanya
delapan dari sepuluh benih yang diuji coba. Caisim dengan perlakuan suhu ruang
memiliki daya tumbuh 80 %, dari 24 benih yang diuji coba yang tumbuh adalah 23
benih. Sedangkan daya tumbuh pada kacang tanah dan caisim dengan perlakuan suhu
dingin dibawah daya tumbuh normal benih ortoks. Kacang tanah pada perlakuan
suhu dingin memiliki daya tumbuh 36% dan caisim sama sekali tidak ada yang tumbuh.
Adapun
cendawan yang tumbuh pada kacang tanah perlakuan suhu ruang memiliki kemiripan
ciri-ciri dengan cendawan jenis Aspergillus sp. Penentuan jenis cendawan
ditarik dari bentuk yang dapat diamati melalui mikroskop dan kisaran inang yang
terinfeksi. Ataupun melalui pengamatan yang dilakukan pada makroskopis cendawan
yang terdapat di permukaan inang kacang tanah. Yang diamati adalah warna,
bantuk, dan tekstur cendawan yang menginfeksi kacang tanah.
Genus Aspergillus biasanya menginfeksi
kelompok benih kacang-kacangan, dan didefinisikan sebagai jamur saprophytic aseksual yang menghasilkan
konidia hijau, hitam atau coklat besar dengan phialides yang diatur dalam kepala bulat memancar dari vesikel atau
conidiophore bola. Definisi ini
menyebabkan masuknya beragam kompleks organisme dalam takson. Aspergillus sp. Sendiri hanya ditemukan
sekitar 10 spesies. Infeksi yang ditimbulkannya adalah berupa jamur berwarna
hitam dan hijau pada permukaan dan sebagian menginfeksi sampai benih bagian
dalam.
Kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan cendawan
adalah kadar air keseimbangan dengan RH >65%, suhu lingkungan umumnya
suhu optimum sekitar 300-32 0C, lama
penyimpanan, penyimpanan singkat serangan tidak masalah sedangkan penyimpanan
lama akan menjadi masalah besar. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan serangan
cendawan gudang penurunan daya berkecambah, perubahan warna bagian/seluruh
bagian benih terutama pada embrio, peningkatan panas karena respirasi,
perubahan komposisi biokimia, terbentuknya toksin, dan penurunan berat (Anonim,
2010).
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Satriyas Dkk. 2007. Efektivitas Pestisida Nabati Dan Agens Hayati Dalam Mengendalikan Patogen Terbawa
Benih Padi Secara In-Vitro. Apresiasi Hasil Penelitian Padi : 457
Ishaq, Iskandar. 2009.
Petunjuk Teknis Penangkaran Benih Padi.
Lembang : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Jawa Barat Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
0 komentar:
Posting Komentar