Sabtu, 07 Maret 2015

Pengujian Benih dengan Blotter Test

HAMA DAN PENYAKIT BENIH
PENGUJIAN BENIH DENGAN METODE MEDIA KERTAS
(BLOTTER TEST)




M. Siddik Elfian
J3G113009
    



Dosen:
Fitrianingrum Kurniawati, SP, Msi
Asisten Praktikum:
Endah Wahyuni
Ika Eli Susanti






PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
DIPLOMA
IPB

BAB I
PENDAHULUAN


I.I Latar Belakang

Bermutu berarti benih tersebut harus asli, berkualitas yang memiliki standar mutu baik secara fisik, fisiologis, dan genetis yang berlaku secara internasional yang ditetapkan oleh Internasional Seed Testing Association (ISTA) dan mencerminkan karakteristik varietas yang diwakilinya sesuai deskripsi, hidup dapat tumbuh apabila ditanam, sehat, agar tidak menyebarkan penyakit terbawa benih atau Seed Bourne Deseases dan bersih terutama dari biji gulma, benih tidak menjadi sumber investasi gulma. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian mutu benih seperti pengujian daya berkecambah, kemurnian benih, kadar air hingga pengujian kesehatan benih. 

Pengujian kesehatan benih merupakan suatu tindakan untuk memastikan ada tidaknya mikroorganisme patogenik yang terbawa oleh benih dan mengetahui tingkat kesehatan suatu benih. Pentingnya uji kesehatan benih dilakukan karena penyakit pada benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih sehingga merugikan kualitas dan kuantitas hasil. Benih dapat menjadi pengantar baik hama maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya. Sehingga baik cendawan, bakteri, virus dan serangga (hama lapang dan gudang) yang semula dari infeksi yang terbawa oleh benih dapat merusak tanaman, dengan dilakukan uji kesehatan benih fatogen akan terdekteksi dan dapat mengurangi penyakit pada benih tersebut dan merupakan informasi tentang adanya suatu resiko. 

Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam pengujian kesehatan benih. Pengujian dapat dilakukan dengan pengamatan visual langsung pada benih atau menggunakan metode Blotter test (pengujian dengan menggunakan kertas hisap) dimana benihnya disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin. Selain itu, dapat juga dilakukan pengujian dengan metode pencucian dan ekstraksi dan metode growing on test. 

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan praktikum mengenai pengujian kesehatan benih dengan menggunakan beberapa metode untuk mengidentifikasi cendawan/patogen yang terbawa oleh benih yang salah satunya adalah metode Blotter Test sehingga dapat diketahui tingkat kesehatan benih yang dapat berpengaruh pada mutu benih.


I.II Tujuan

·         Mahasiswa dapat mendeteksi cendawan patogen terbawa benih dengan mengidentifikasi patogen pada benih yang telah diinkubasi pada kertas hisap.
·         Mahasiswa dapat mendeteksi karateristik pertumbuhan dan struktur pertumbuhan.


BAB II
BAHAN dan METODE

II.I Alat dan Bahan

            Alat yang dibutuhkan adalah cawan petri, nampan, mikroskop, kaca preparat, kulkas dan sprayer, sedangkan bahan yang dibutuhkan adlah kertas hisap, aquadest, benih jagung, dan benih padi.


II.II Cara Kerja

·         Metode suhu ruang
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
2.      Melembabkan 3 sampai 4 kertas hisap dan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah disiapkan. Setelah kertas hisap basah berada di cawan petri, kemudian menanam benih di dalam cawan petri sebanyak masing-masing benih padi 25 butir per cawan dan 10 butir jagung per cawan petri.
3.      Menginkubasi pada suhu ruang selama 7 hari dengan perlakuan penyinaran 12 jam terang dan 12 jam gelap.
4.      Mengamati karakter pertumbuhan cendawan dan menghitung jumlah benih yang terinfeksi. Selain itu, menghitung daya berkecambah masing-masing komoditas.
·         Metode suhu dingin
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
2.      Melembabkan 3 sampai 4 kertas hisap dan kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah disiapkan. Setelah kertas hisap basah berada di cawan petri, kemudian menanam benih di dalam cawan petri sebanyak masing-masing benih padi 25 butir per cawan dan 10 butir jagung per cawan petri.
3.      Menginkubasi 48 jam di suhu ruang dan kemudian memindahkan cawan petri tersebut ke pendingin atau kulkas dengan suhu -20oC selama 24 jam. Setelah 24 jam, cawan petri tersebut dipindahkan kembali ke suhu ruang.
4.      Menyimpan atau menginkubasi cawan petri tersebut di suhu ruang selama 4 hari.
5.      Mengamati karakter pertumbuhan cendawan dan menghitung jumlah benih yang terdeteksi. Selain itu, menghitung daya berkecambah 2 komoditas yang dipraktikumkan.




BAB III
HASIL dan PEMBAHASAN

III.I Hasil
No
Jenis Benih
Metode
Patogen
Daya Berkecambah
(%)
Makroskopis
Mikroskopis
1
Kacang Tanah
Suhu Ruang
98,5
2
Caisim
Suhu Ruang

80
3
Kacang Tanah
Suhu Dingin

36
4
Caisim
Suhu Dingin

0

           

III.II PEMBAHASAN

            Berdasarkan hasil kelompok tiga praktikum pengujian kesehatan benih dengan metode Blotter Test ini dapat diketahui bahwa kacang tanah dengan perlakuan suhu ruang memiliki daya tumbuh yang paling tinggi yaitu 98,5 % karena yang tumbuh hanya delapan dari sepuluh benih yang diuji coba. Caisim dengan perlakuan suhu ruang memiliki daya tumbuh 80 %, dari 24 benih yang diuji coba yang tumbuh adalah 23 benih. Sedangkan daya tumbuh pada kacang tanah dan caisim dengan perlakuan suhu dingin dibawah daya tumbuh normal benih ortoks. Kacang tanah pada perlakuan suhu dingin memiliki daya tumbuh 36% dan caisim sama sekali tidak ada yang tumbuh.
            Adapun cendawan yang tumbuh pada kacang tanah perlakuan suhu ruang memiliki kemiripan ciri-ciri dengan cendawan jenis Aspergillus sp. Penentuan jenis cendawan ditarik dari bentuk yang dapat diamati melalui mikroskop dan kisaran inang yang terinfeksi. Ataupun melalui pengamatan yang dilakukan pada makroskopis cendawan yang terdapat di permukaan inang kacang tanah. Yang diamati adalah warna, bantuk, dan tekstur cendawan yang menginfeksi kacang tanah.
            Genus Aspergillus biasanya menginfeksi kelompok benih kacang-kacangan, dan didefinisikan sebagai jamur saprophytic aseksual yang menghasilkan konidia hijau, hitam atau coklat besar dengan phialides yang diatur dalam kepala bulat memancar dari vesikel atau conidiophore bola. Definisi ini menyebabkan masuknya beragam kompleks organisme dalam takson. Aspergillus sp. Sendiri hanya ditemukan sekitar 10 spesies. Infeksi yang ditimbulkannya adalah berupa jamur berwarna hitam dan hijau pada permukaan dan sebagian menginfeksi sampai benih bagian dalam.
Kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan cendawan adalah kadar air keseimbangan dengan RH >65%, suhu  lingkungan umumnya suhu optimum sekitar 300-32 0C, lama  penyimpanan, penyimpanan singkat serangan tidak masalah sedangkan penyimpanan lama akan menjadi masalah besar. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan serangan cendawan gudang penurunan daya berkecambah, perubahan warna bagian/seluruh bagian benih terutama pada embrio, peningkatan panas karena respirasi, perubahan komposisi biokimia, terbentuknya toksin, dan penurunan berat (Anonim, 2010).

             











DAFTAR PUSTAKA



Ilyas, Satriyas Dkk. 2007. Efektivitas Pestisida Nabati Dan Agens Hayati Dalam Mengendalikan Patogen Terbawa Benih Padi Secara In-Vitro. Apresiasi Hasil Penelitian Padi : 457

Ishaq, Iskandar. 2009. Petunjuk Teknis Penangkaran Benih Padi. Lembang : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Jawa Barat Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.





 
Copyright 2009 bukan sastrawan bukan penulis. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator