Rabu, 05 November 2014

Untuk perempuan yang sedang dirindukan

Untuk perempuan yang sedang dirindukan

Tak terasa gelap pun jatuh
Diujung malam, menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karna kau sedang cantik-cantiknya

Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam dia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan di tengah pelarian yang
Di malam hari menuju pagi
Sedikit cemas, banyak rindunya

Di malam hari menuju pagi
Sedikit cemas banyak rindunya

Aku Rindu.

Hal ini belum berkesudahan..

Mungkin biasa baginya untuk diam bahkan tidak menghiraukanku atau bahkan tak mengingatku. Sudah biasa pula aku terbiasa dengan hal itu.

Tak lelahku untuk selalu berusaha mengingatnya setiap waktu walaupun itu sekilas. Walau itu bayang bayang angan.

Sampai dengan sendirinya aku terkecoh dengan duniaku hingga perlahan ingatan ini memudar sedikit demi sedikit. Hingga mulai ada sesuatu yang lain mulai merasukiku.

Perlahan kemilau cahaya yang berbeda membuka mataku dan menahannya untuk tidak melihat ke jalan di belakang yang samar-samar. Dengan sekejap kesamaran rasa itu tersibak cahaya ini.

Hingga pada suatu waktu tersentak aku akan apa yang dulu selalu diingat. Dan sungguh membuyarkan pikiranku sejenak.

Aku masih ingat dan mungkin takkan lupa akan sesuatu. Sesuatu yang mengganjal dan masih terngiang-ngiang.

Aku diam. Aku menunggu. Aku menanti. Aku rindu.
 
Copyright 2009 bukan sastrawan bukan penulis. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator